Kabar dan Berita Penerima Beasiswa Al Azhar PM Darussalam Gontor Ulul Albab

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Rihlah Keluarga Ulul Albab ke Kota Fayoum



Ululalbab.org -
Kamis itu merupakan salah satu hari yang istimewa bagi seluruh keluarga Ulul Albab. Karena, setelah kurang lebih satu bulan lamanya menghadapi ujian pertama, mereka mengadakan rihlah bersama menuju salah satu kota yang ada di Mesir, yaitu Fayoum.

Kota Fayoum merupakan kota yang terletak di tengah Mesir, berjarak 108 kilometer dari Kairo. Kota ini merupakan kota yang paling subur di antara kota-kota Mesir, namanya sendiri berasal dari bahasa Koptik (bahasa Mesir kuno) yang bercampur dengan bahasa Yunani, yaitu Phiom atau Pa-Youm yang bermakna 'danau' atau 'laut'.

Di kota ini, kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang menarik seperti Danau Qarun, Istana Qarun, dan Wādī al-Rayyān.

Pertama, kami mengunjungi Danau Qarun: danau yang dianggap tertua di dunia dan terluas ketiga di Mesir.
Danau Qarun di kota Fayoum
Menurut beberapa ahli geologi dari Eropa barat (setelah dilakukan penelitian yang ditujukan untuk pembuktian, apakah di lokasi tersebut pernah terjadi sebuah bencana gempa bumi hingga menenggelamkan Qarun beserta rumahnya), mereka menyimpulkan bahwa pernah terjadi gempa yang sangat dahsyat pada zaman dahulu (hingga menenggelamkan Qarun beserta rumahnya).


Kini, kami bisa melihat danau yang indah tersebut, dengan kenangan pahit terpendam di dalamnya sebagai pelajaran bagi seluruh umat manusia: bahwa kesombongan itu bisa menghancurkan seseorang.

Setelah mengunjungi Danau Qarun, akhirnya kami tiba di destinasi kedua, yaitu Istana Qarun. Bangunan ini sebenarnya bukanlah istana, tetapi sebuah kuil Ptolemaik. Kuil ini dikenal juga sebagai Temple of Stone. Salah satu yang membuat kuil ini menarik adalah berumbung yang masih ada. Para pengunjung bisa merasakan suasana kuil ini suatu ketika di zaman dahulu.

Kuil yang digunakan Qarun untuk beribadah
Di dalam kuil, ada sebuah ruangan yang pada zaman dahulu digunakan untuk menyembah dewa Sobek (dewa buaya yang merupakan salah satu dari dewa Mesir kuno). Mereka selalu berkumpul dan meletakkan semua patung-patung dewa di ruangan tersebut pada tanggal 21 Desember untuk dipuja dan disembah.


Kuil ini juga menjadi tumpuan pada 21 Desember: yaitu tanggal yang menandakan The Winter Solstice. Pada hari itu, pancaran matahari akan masuk tepat ke dalam kuil ini dan menerangi setiap patung-patung yang ditempatkan dan disembah. Oleh karena itu, kuil ini selalu dalam kegelapan kecuali pada hari istimewa tersebut. Sehingga, kuil ini memiliki ciri khas tersendiri dan menarik para pengunjung.

Akhirnya, kami menuju destinasi terakhir. Yaitu, Wādī al-Rayyān. Ia adalah taman nasional yang dilindungi dengan luas 700 mil persegi. Di dalamnya, terdapat danau buatan yang terdiri dari danau atas dan danau bawah. Keduanya dihubungkan dengan air terjun yang dianggap sebagai yang tertinggi di Mesir.

Sebelum menuju ke danau, kami mengunjungi sebuah restoran guna melaksanakan salat dan makan siang terlebih dahulu: mengisi tenaga untuk kegiatan selanjutnya. Kami menikmati indahnya danau dengan menaiki kapal. Setiap orang membayar 10 Pound Mesir untuk menaiki kapal ini. Di pinggir danau, terdapat air terjun indah yang merupakan air terjun tertinggi di Mesir. Kami berfoto dan mengabadikan momen yang istimewa ini.

Setelah menikmati indahnya wadi dan air terjun, kami menuju ke sebuah tempat yang tak jauh dari wadi. Di sana, kami bermain selancar pasir. Tak hanya itu, sebagian dari kami menghabiskan waktu dengan bermain bola futsal, voli, dan permainan lainnya.

Di kala matahari hampir tenggelam, kami mengadakan perfotoan sejenak guna dokumentasi keluarga Ulul Albab. Setelah perfotoan, kami bersiap untuk kembali ke Kairo. Akhirnya, kami tiba di asrama Bu'uts dengan selamat pada pukul 21.00.


Reporter : Elangga Buana
Disunting oleh : Redaksi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Pandora