Kabar dan Berita Penerima Beasiswa Al Azhar PM Darussalam Gontor Ulul Albab

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Fenomena Pacaran di Kalangan Masisir: Bentuk Kerusakan Moral yang Dinormalisasikan




Ululalbab.org - Kata “pacar” menurut KBBI artinya ‘teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta’. Seiring perkembangan zaman, banyak yang menyebutnya dengan istilah lain, seperti “ayang”. Lalu, bagaimana jika hanya sebatas hubungan pertemanan atau bestie antar lawan jenis: apakah dapat dikategorikan sebagai pacaran? Seorang filsuf Prancis abad ke-16, Michael de Montaigne menyatakan, bahwa tidak mungkin terjadi hubungan persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya unsur eros, meskipun tanpa disadari atau diakui oleh keduanya.


Eros dalam bahasa Yunani artinya ‘cinta’. Plato menulis dalam bukunya yang berjudul The Symposium, bahwa gurunya (Socrates) pernah berdialog dengan Diotima tentang cinta. Menurut Diotima, eros adalah ‘cinta yang didasari atas kekaguman akan fisik atau karakteristik yang menonjol dari diri seseorang’. Inilah yang akan terjadi dalam persahabatan antara laki-laki dan perempuan seperti yang dimaksud oleh Montaigne.


Baca Juga : Tantangan Kuliah di Timur Tengah


Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Ust. H. Abdul Somad Batubara, Lc., Ph.D yang juga merupakan lulusan Universitas Al-Azhar Kairo tahun 2002. Ketika ada seorang jemaah yang bertanya, “Apa hukumnya perempuan yang sudah memakai baju syar’i dan menutup aurat, tetapi masih ‘bersahabat’ dengan laki-laki dan sering jalan-jalan bersama?” Beliau menjawab dengan pernyataan tegas, bahwa tidak ada pertemanan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahram, baik sudah menikah, apalagi belum menikah.


Jikalau berteman dengan lawan jenis yang bukan mahram saja tidak diperbolehkan, bagaimana dengan berpacaran? Di kalangan “masisir”, orang yang berpacaran sering kali tidak mau mengakui bahwa ‘dia pacarku’. Kebanyakan menggantinya dengan istilah “Dia ‘ayang’-ku”, “Dia cewekku”, atau “Aku sudah punya cowok”. Apa pun istilah yang dipakai, tidak akan mengubah hukum dari suatu hal. Daging babi jika disebut pork, ham, swine, boar, atau lard tetap saja daging babi, dan hukumnya haram untuk dimakan.


Ada beberapa alasan yang mendorong seseorang berpacaran: seperti untuk mencari kenyamanan, mencari status, belajar bersosialisasi, memilih pasangan hidup, mendapatkan persahabatan, memperoleh kedekatan, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mungkin berkaitan, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman pacaran, peer group, dan status sosial-ekonomi.


Di antara faktor-faktor yang disebutkan di atas, peer group atau biasa disebut dengan circle pertemanan” adalah yang paling menonjol. Karena, ia memiliki arti cukup penting bagi seseorang yang sedang dalam masa peralihan menuju dewasa, seperti sebagai pendukung pengembangan identitas diri, minat, kemampuan, dan lain-lain. Dalam circle inilah, muncul kenyamanan ketika ada tekanan untuk berbuat atau bekerja demi suatu tujuan yang sama. Biasanya, ia dapat terbentuk di dalam sebuah kepanitiaan, sekolah, atau organisasi. Oleh karena itu, seringkali pacaran dimulai dari suatu kebetulan: berada di kepanitiaan atau organisasi yang sama, berasal dari mediator atau almamater yang sama, bahkan sering talaqqi di tempat yang sama.


Baca Seperti Ini : BERCANDA DOANG, MASA BAPERAN


Selain itu, beberapa mahasiswa juga sengaja mengadakan acara-acara yang mencampur antara laki-laki dan perempuan berkedok kekeluargaan dan kebersamaan. Tentu, hal tersebut dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pacaran. Dalam Islam, hal ini dikenal sebagai ikhtilat: pertemuan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di suatu tempat secara campur baur tanpa ada batas, dan terjadi interaksi seperti saling berbicara atau saling tatap muka.


Bagaimana jika ada keperluan? Islam telah memberi solusi dalam Al-Qur’an, Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Surah Al-Ahzab, ayat 53).


Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata tentang ayat ini: “Yaitu, sebagaimana aku larang kalian memasuki tempat kaum perempuan, demikian pula janganlah kalian melihatnya secara keseluruhan. Jika di antara kalian memiliki keperluan yang ingin diambil dari mereka, maka jangan lihat mereka dan jangan tanya keperluan mereka kecuali dari balik tabir.”


Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengajarkan hal yang sama kepada kita untuk meminimalisir interaksi antar lawan jenis yang bukan mahram. Contohnya, beliau sengaja untuk duduk diam setelah salat, agar perempuan keluar dari masjid lebih dahulu.


Dalam sebuah hadis dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jika beliau salam (selesai salat), maka kaum wanita segera bangkit saat beliau selesai salam, lalu beliau diam sebentar sebelum bangun.” Ibnu Syihab berkata, ”Saya berpendapat, bahwa diamnya beliau adalah agar kaum wanita sudah habis sebelum disusul oleh jemaah laki-laki yang hendak keluar masjid.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari, No. 793).


Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga memerintahkan untuk membuat pintu masjid khusus wanita dalam sebuah hadis yang berbunyi:


“Dari Ibnu Umar, beliau berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hendaknya kita khususkan pintu ini untuk wanita.”’ Nafi berkata, ‘Maka Ibnu Umar tidak pernah masuk lewat pintu itu hingga wafat.’” (Hadis Riwayat Abu Daud, No. 484).


Oleh karena itu, “masisir” sudah sepatutnya berada di garda terdepan dalam menjadi contoh bagaimana seharusnya interaksi antara laki-laki dan perempuan menurut Islam. Bukan malah menganggap normal perbuatan-perbuatan seperti jalan berdua, makan berdua, bertelepon sampai tengah malam, berbagi makanan, membelikan hadiah ulang tahun, couple-an pakaian, bahkan foto profil sosial media. Begitu pula perbuatan lainnya yang tidak sepatutnya dilakukan bersama lawan jenis yang bukan mahram.


Oleh : Fachri Rahmat Thariq

Disunting oleh : Redaksi

1 komentar:

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Pandora