Kabar dan Berita Penerima Beasiswa Al Azhar PM Darussalam Gontor Ulul Albab

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Konsep Wú Wéi dalam Filsafat Taoisme dan Kaitannya dengan Kehidupan Manusia Modern





Ululalbab.org - Dikisahkan, ada seorang petani yang tidak puas dengan pendapatannya, dan ingin menjadi lebih kaya. Setelah menonton sebuah video motivasi tentang pentingnya bekerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak, ia bergegas menuju ladang dan menebarkan banyak pupuk agar tanamannya cepat tumbuh. Tidak hanya itu, ia kemudian menyirami tanamannya dua kali lebih banyak dari biasanya. Ternyata, setelah beberapa hari berlalu dan banyak usaha telah dilakukan, seluruh tanamannya malah menjadi rusak. Ia kemudian tersadar, manusia tidak akan bisa melawan alam, sehebat apapun usaha atau teknologi yang digunakan.

Baca Juga : Menulusuri Asal Usul Konsep Amor Fati Dalam Filsafat Stoikisme dan Penerapannya dalam Kehidupan Manusia


Lao Tzu menulis dalam bait ke-48 Tao Te Ching yang berbunyi : 無為而無不為 (Wú wéi ér wú bù wéi). Bait tersebut jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Inggris berarti, “When nothing is done, there is nothing that is left undone”. Memang terdengar aneh. Karena, menurut logika manusia, jika seseorang tidak melakukan apapun, maka ia juga tidak akan menyelesaikan apapun.


Ternyata, menurut pakar budaya Tiongkok, ada makna yang lebih mendalam di balik kata “Wu wei”, yang secara harfiah berarti ‘doing nothing’ atau tidak berbuat apa-apa. Jean Francois Billeter menggambarkan sebagai bersikap realistis dan tidak melakukan perbuatan yang bersifat memaksa dan melawan alam. Perbuatan memanipulasi alam demi meraih keuntungan malah akan menimbulkan lebih banyak kerusakan yang bisa membahayakan kedamaian. Bahkan, lebih jauh lagi, mengancam eksistensi umat manusia.


Zhuang Zhou juga menulis dalam Zhuangzi pada awal bab ke-11 yang berbunyi: 無為也,而後安其性命之情 (Wú wéi yě, ér hòu ān qí xìng mìng zhī qíng). Melalui kalimat itu, ia menjelaskan bahwa, barang siapa yang tidak memaksakan sesuatu terjadi sesuai keinginannya, melainkan membiarkannya terjadi sebagaimana mestinya, maka ia akan menemukan kedamaian.


Pada kenyataannya, manusia pada zaman sekarang sibuk berusaha sekuat tenaga memaksakan sesuatu tanpa mengetahui dengan benar tujuan dia melakukannya. Albert Camus dalam esai yang berjudul The Myth of Sisyphus mengibaratkan manusia modern dengan Sisyphus: seorang raja Ephyra yang mendapatkan hukuman dari dewa Hades untuk mendorong sebuah batu besar ke atas bukit hanya untuk menggelindingkannya kembali ke bawah, lalu mendorongnya lagi naik ke atas.


Begitu pun manusia, mereka bekerja keras, bahkan sampai memaksakan segalanya hanya untuk mengumpulkan uang, kemudian menghabiskannya. Jika persediaan uang di rekening tinggal sedikit, ia berusaha semakin keras untuk mencarinya lagi. Siklus seperti itu terus dilakukan oleh kebanyakan manusia tanpa memahami tujuan hidup mereka sebenarnya. Akhirnya, sebagian besar kerusakan alam di dunia ini terjadi disebabkan oleh keserakahan manusia itu sendiri.


Baca Juga : “BERCANDA DOANG, MASA BAPERAN”


Lebih parah lagi, ternyata kekayaan yang dihasilkan dengan serakah tersebut tidak memberikan kebahagiaan kepada pemiliknya. Bagaikan minum air laut, semakin menenggak akan semakin menambah dahaga. Maka tidak heran, jika banyak orang yang melakukan bunuh diri ternyata berasal dari kalangan menengah ke atas. Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank of San Francisco, di mana laporan bunuh diri kebanyakan berasal dari negara bagian dengan pendapatan per kapita tinggi.


Oleh karena itu, sudah semestinya manusia memahami dengan baik tujuan penciptaannya. Agar umurnya tidak dihabiskan hanya dengan berusaha dan memaksakan kehendak demi memenuhi keinginan yang tidak ada habisnya. Karena pada akhirnya, hal tersebut malah akan memicu banyak kerusakan: baik pada alam, maupun pada diri sendiri.



Oleh : Fachri Rachmat Thoriq
Disunting oleh : Redaksi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Pandora