Tantangan Kuliah di Timur Tengah
Ululalbab.org - Sebagai seorang pelajar di Timur Tengah terutama di Al-Azhar Asy-Syarif, sudah bisa dibayangkan betapa besar ekspektasi masyarakat kepada kita. Ekspektasi yang begitu besar ini menjadi tanggung jawab setiap pelajar di Al-Azhar Asy-Syarif.
Mau tidak mau, kita harus siap dicecar berbagai pertanyaan yang akan datang dari masyarakat kita di Indonesia nanti. Entah apapun jurusannya, masih ada kemungkinan kita akan ditanya “Ustadz kan alumni Al-Azhar, saya mau tanya anu ...”.
Dengan masuknya kita di daftar penerima beasiswa Al-Azhar, itu artinya kita sudah siap untuk menerima tantangan besar.
Sisanya tinggal bagaimana langkah kita untuk menjawab tantangan ini. Simpelnya, kita perlu mulai untuk berproses demi menjadi master dalam bidang atau keilmuan masing-masing, di kuliahnya masing-masing, karena keperluan umat pun bermacam-macam.
Baca Juga : Bercanda Doang Masa Baperan
Namun sesibuk apapun kita dengan ilmu yang hukumnya fardhu kifayah, jangan sampai kita lupa belajar ilmu-ilmu yang fardhu ‘ain. Yaitu yang dengannya kita perlukan untuk memperbaiki ahwal kita dari ‘aqidah, ibadah, mu’amalah, hati, dan lain-lain.
Imam Ibnu Ruslan mengatakan :
وَالْعِلْمُ أَسْنَى سَائِرِ الأَعْمَالِ # وَهْوُ دَلِيْلُ الْخَيْرِ وَالْإِِفْضَالِ
فَفَرْضُهُ عِلْمُ صِفَاتِ الفَرْدِ # مَعْ عِلْمِ مَا يَحْتَاجُهُ المُؤَدِّي
مِنْ فَرضِ دِيْنِ اللّٰهِ فِي الدَّوَامِ # كالطُّهْرِ وَالصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ
وَالْبَيْعِ لِلْمُحْتَاجِ لِلتَّبَايُعِ # وَظَاهِرِ الأَحْكَامِ فِي الـصَّنَائِعِ
وَمَا سِوَى هَذَا مِنَ الأَحْكَامِ # فَرْضُ كِفَايَةٍ عَلَى الأَنَامِ
Di sisi lain, tantangan lebih besar dihadapi para pelajar ilmu syar’i, karena mereka akan dihadapkan dengan tren-tren baru yang menyimpang serta aliran-aliran sesat yang mulai bermunculan. Mulai dari liberalisme, sekularisme, aqidah tajsim, inkarussunnah, syi'ah, dan lain-lain. Belum lagi para missionaris yang seringkali memanfaatkan keadaan masyarakat yang sedang dilanda kemiskinan ataupun bencana alam.
Jika para pelajar ilmu syar'i tidak memahami secara mendalam ilmu agama ini atau tidak tahu cara menyampaikannya dengan baik, resikonya ada pada masyarakat awam yang begitu mudah mengikuti tren ataupun aliran baru.
Maka setiap pelajar ilmu syar'i perlu untuk mendalami ilmu ini dengan menguatkan alat yang ia perlukan untuk memahami bahasa para ulama terdahulu serta cara berpikir mereka.
Baca Juga : Masa Dewasa Awal: Keputusan akan Menentukan Masa Depan
Jika mereka mampu mendalami ilmu ini serta mamahami bagaimana para ulama terdahulu memahami nash-nash yang ada, diharapkan mereka mampu untuk menyampaikannya kepada masyarakat nanti sehingga bisa terselamatkan dari bahaya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
Dalam hadits:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَا نَاوَأَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللّٰهِ ( الحديث. أو كما قال صلى الله عليه و سلم )
Intinya semua memiliki peran masing-masing sesuai bidangnya, sesuai kuliahnya. Dan diharapkan semuanya mampu memberi peran yang terbaik bagi masyarakat.
وَ كُلُّهُمْ مِنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ مُلْتَمِسٌ # غَرْفًا مِنَ البَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ
Oleh : Fikri Hasan Abdillah
Disunting oleh : Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar