Kabar dan Berita Penerima Beasiswa Al Azhar PM Darussalam Gontor Ulul Albab

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Konsekuensi Yang Tidak Terpikirkan: Skenario Ketika Kairo Dinuklir Dengan Bom Mirip Hiroshima




Ululalbab.org - 78 Tahun sejak peluncuran senjata nuklir pertama dalam sejarah peradaban manusia, dan telah kita saksikan bersama bagaimana dampaknya pada kemanusiaan. Kali ini kami akan mengajak pembaca berandai-andai, bagaimana jika Kairo dijatuhi Bom Nuklir? Dalam skenario hipotetis ini, kami mengeksplorasi akibat yang tak terbayangkan dari Kota Kairo, ibu kota Mesir, yang terkena bom nuklir yang mirip dengan yang digunakan di Hiroshima selama Perang Dunia II. Mari kita perjelas bahwa ini adalah skenario fiksi murni dan tidak boleh disalahartikan sebagai prediksi atau dukungan penggunaan kekuatan serupa.

Konsekuensi dari peristiwa semacam itu akan menjadi bencana besar, yang mempengaruhi tidak hanya Kota Kairo tetapi juga seluruh bangsa dan masyarakat internasional. Bom Hiroshima, yang dikenal sebagai "Little Boy," adalah senjata berbasis uranium yang meledak dengan perkiraan hasil setara dengan 15 kiloton TNT.

Baca Juga : Apa itu Efek Dunning-Kruger dan Bagaimana Pengaruhnya pada Kompetensi Seseorang ?


Dampak langsung:

Ledakan bom nuklir di kota padat penduduk seperti Kairo akan mengakibatkan hilangnya banyak nyawa dan kehancuran infrastruktur. Ledakan itu akan melenyapkan segala sesuatu dalam radius tertentu, menyebabkan kerusakan luas bangunan, jalan, dan infrastruktur. Gelombang kejut dan panas yang hebat akan menyebabkan korban jiwa dan cedera besar-besaran, fasilitas medis yang luar biasa. 

Bom meledak 120 meter tepat diatas lapangan Tahrir, Elangga yang sedang berjalan jalan di Tahrir tidak menyadari apa yang terjadi dan langsung menguap karena efek langsung dari bola api yang berdiameter 180 meter dari titik 0.

Anas sedang asyik berbelanja di Attaba, seketika terhempas terkena gelombang panas yang menyebabkan luka bakar kelas 3. Ia tak merasakan rasa sakit karena panas yang melumpuhkan syaraf, namun dapat dipastikan lumpuh karena luka bakar serius.

Nur yang sedang makan di restoran milik orang Indonesia di Darrasah juga terkena efek dari gelombang panas yang tak terkira. Ia menderita luka bakar tingkat 2 yang amat menyakitkan dan membutuhkan beberapa pekan untuk penyembuhan.

Rahman sedang mengikuti majelis di Gamaliya, sampai hempasan gelombang kejut memecahkan kaca dan jendela di radius sekitar 3,24 km dan mendampaki area seluas 32,9 km persegi. Rahman termasuk di dalam area yang terdampak tersebut. Jika ia berada di dekat jendela, ia akan terluka karena pecahan kaca yang terhempas ke dalam. Ia juga terkena dampak dari gelompang panas yang mengakibatkan luka bakar ringan yang mungkin akan sembuh dalam 5-10 hari. Namun, karena paparan radiasi yang begitu besar pada jarak tersebut, dapat melumpuhkanya dalam sekejap dan mungkin membunuh dalam kurun waktu 4 sampai 6 hari.

Sementara di Asrama Buust, Ahmad sedang santai di kamarnya, ia melihat awan besar yg membentang dari titik nol hingga diatas tempat ia tinggal. Ia tak merasakan dampak serius dari gelombang panas, namun tetap terdampak karena paparan radiasi yang ikut terhembus angin sebesar 1 Sv, sama seperti dosis maksimal yang dibolehkan NASA kepada astronotnya sepanjang karir mereka, atau setara dengan 100 kali CT scan. kurang 5% kemungkinan untuk meninggal dalam 60 hari karena paparan dan 3% penyintas akan meninggal dalam jangka panjang karena kangker.


Radiasi:

Salah satu bahaya paling signifikan dari ledakan nuklir adalah pelepasan bahan radioaktif. Awan kejatuhan akan terbentuk, membawa partikel radioaktif di area yang luas, menimbulkan risiko kesehatan yang parah bagi siapa pun yang terpapar. Efek paparan radiasi akan langsung dan jangka panjang, yang menyebabkan penyakit radiasi, kanker, dan mutasi genetik.


Dampak Lingkungan:

Konsekuensi lingkungan akan bertahan lama. Ledakan dan kebakaran berikutnya akan melepaskan sejumlah besar jelaga dan puing-puing ke atmosfer, yang mengarah ke fenomena yang dikenal sebagai "musim dingin nuklir." Hal ini dapat mengakibatkan penurunan suhu global yang signifikan dan gangguan siklus pertanian, yang menyebabkan kekurangan pangan dan kelaparan di banyak daerah.

Baca Juga : Perilisan 'Barbie' Greta Gerwig Di Mesir Ditunda Hingga 31 Agustus


Pemulihan Jangka Panjang:

Proses pemulihan dan pembangunan kembali untuk Kota Kairo dan Mesir akan menjadi tugas monumental, membutuhkan kerja sama dan dukungan internasional. Penduduk yang terkena dampak akan membutuhkan bertahun-tahun, jika tidak puluhan tahun, untuk mengatasi trauma dan membangun kembali kehidupan mereka. Bekas luka dari peristiwa semacam itu akan terukir dalam ingatan kolektif untuk generasi yang akan datang.

Upaya Pencegahan dan Pemeliharaan Perdamaian:

Skenario fiksi ini berfungsi sebagai pengingat nyata akan pentingnya upaya pemeliharaan perdamaian global dan perlunya negara-negara untuk bekerja secara kolektif untuk mencegah penggunaan senjata nuklir. Ini menyoroti urgensi untuk negosiasi perlucutan senjata dan solusi diplomatik untuk konflik yang dapat meningkat menjadi hasil bencana seperti itu.

Sebagai kesimpulan, membayangkan konsekuensi yang menghancurkan dari Kota Kairo yang dinuklir dengan bom mirip Hiroshima berfungsi sebagai pengingat suram akan bahaya besar yang ditimbulkan oleh senjata nuklir. Skenario fiksi ini menggarisbawahi perlunya upaya berkelanjutan menuju perdamaian global, perlucutan senjata, dan resolusi konflik untuk memastikan bahwa peristiwa mengerikan seperti itu tetap terbatas pada ranah fiksi dan tidak pernah menjadi kenyataan.


Oleh : Nick Carter
Disunting oleh : Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Pandora